<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8819057648421106009\x26blogName\x3djcristalia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jessicacristalia.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jessicacristalia.blogspot.com/\x26vt\x3d-2015905045026751471', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Josephine Benedicta Jessica Cristalia Budiarto
jcristalia@yahoo.com

"life is a climb, but the view was great"

number of visitors
(since November 7, 2008):




WISHES

live happily ever after
sarjana hukum universitas katolik parahyangan


TIME




Monday, June 27, 2011

saya yang menulis di sini adalah yang sedang mencoba melupakan kamu
menghapus setiap bayangan dan guratan
garis garis kecil matamu yang saya ingat
atau rasanya digenggam yang tak pernah dilupakan

mungkin yang terbaik hanya bisa memaafkan dan melupakan
tidak bisa lebih lagi

atau dengan bodoh menyimpan kamu lamat-lamat dalam hati
dan menjadi tiap hembusan udara

cukup

baiklah

selamat tinggal
selamat tinggal walau penuh tangis

untuk kamu yang pernah mengisi
jangan pernah begini lagi

Thursday, June 9, 2011

saya belum makan,
belum tidur juga sejak 24 jam yang lalu
tidak ada kantuk ataupun lapar.
hanya ada sakit dan seribu tanda tanya

PUISI UNTUK KAMU

untuk kamu,
kamu yang mengisi hari-hari saya dengan tawa bahagia
kamu yang membuat saya menangis karena sadar saya egois
kamu yang begitu kompleks dan sulit untuk dimengerti

saya rapuh
terlalu rapuh untuk mengatakan pergi saja kamu
terlalu rapuh untuk menghapus semua goresan manis yang pernah kamu buat

apakah pelangi hanya sedangkal air tawar?

kamu yang buat, kamu yang telan

saya yang bodoh hanya begitu percaya apa yang saya lihat namanya cinta
dan kenyataan?
kenyataan sepahit kopi yang tidak bisa ditelan

jadi,
ini akhirnya?

inikah semuanya?

kamu yang tarik saya dari kegelapan
tapi kamu yang tinggalkan saya dalam keabu-abuan

lalu saya harus bagaimana?
menangis juga tidak menyelesaikan masalah
tapi sakit

sakit sayang.

sakit sekali