<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8819057648421106009\x26blogName\x3djcristalia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jessicacristalia.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jessicacristalia.blogspot.com/\x26vt\x3d-2015905045026751471', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Josephine Benedicta Jessica Cristalia Budiarto
jcristalia@yahoo.com

"life is a climb, but the view was great"

number of visitors
(since November 7, 2008):




WISHES

live happily ever after
sarjana hukum universitas katolik parahyangan


TIME




Thursday, January 26, 2012
RANCU

yang saya rasakan saat ini : r a n c u

ketika huruf r tidak lengkap tanpa a n c dan u

seperti ada yang salah
seperti ada yang terlewat

sudah, lupakanlah.

Friday, January 13, 2012
GALAU FUTURUSTIK

"Saya mau jadi dosen".

Lantaran diberi dukungan, akhirnya hanya ada tatapan penuh tanya, tidak setuju, bahkan cenderung skeptis yang dilontarkan.
Apalagi menggeluti bidang seperti hukum, di mana tak satupun keluarga saya terjun di bidang ini. Hukum yang dipahami hanya sebatas politik kotor Indonesia yang tiada habis. Cita-cita mereka melihat saya menjadi seorang notaris.

Dan pada akhirnya, kami yang memiliki cita-cita sejenis hanya termenung dan bertanya : mengapa?

Ternyata ini tentang materi.
Berapa gaji seorang dosen? Apa cukup?

Tak urung memang setiap orang punya kebutuhan akan materi, tapi jawabnya, seberapa jauhkan kita mendefinisikan kata cukup tersebut?
Apa saya dan Anda punya pandangan soal cukup yang sama?
Apakah yang Anda maksud cukup adalah naik turun mercedes-benz, louis vuitton, gucci, atau louboutin?
Maaf, yang saya maksud cukup bukan itu.

Ini semua tentang keinginan, passion yang entah bagaimana menjelaskannya.

Saya hanya ingin berbagi.
Tak merasakah bahwa dosen pun sebuah cita-cita yang sangat mulia?
Saya ingin berdiri di depan kelas, berdiskusi bersama mahasiswa saya, setelah membagikan apa yang saya pahami, apa yang saya dalami, apa yang saya pikir.
Lalu saya belajar, mereka juga belajar.
Dan saya merasa hidup, saya merasa hadir.

Cita-cita, masa depan, memang sesuatu yang dilematis.
Perdebatan panjang lebar, tiada habis.

Entah bagaimana harus dihadapi.
Karena sayapun kuliah dengan uang siapa kalo boleh ditilik.
Tapi apakah artinya impian mereka harus jadi impian saya?

Dan akhirnya,
mau berduhaka pun ada ketidakpastian.

Jadi dosen pun akan menghadapi prosedur yang tak pasti.

Kenapa harus begini sulit?