<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8819057648421106009\x26blogName\x3djcristalia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jessicacristalia.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jessicacristalia.blogspot.com/\x26vt\x3d-2015905045026751471', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Josephine Benedicta Jessica Cristalia Budiarto
jcristalia@yahoo.com

"life is a climb, but the view was great"

number of visitors
(since November 7, 2008):




WISHES

live happily ever after
sarjana hukum universitas katolik parahyangan


TIME




Saturday, August 29, 2009
UNTUK TUHAN

Tuhan, mengapa begitu sulit mencintai seseorang?
mengapa cinta harus begitu berbelit-belit?
tidak bisakah saya memahami apa yang menjadi pahamnya?
apakah alasannya untuk menjadi dewasa?

kalau begitu, sungguh Tuhan saya tidak butuh jadi dewasa.

Tuhan, mengapa cinta begitu sakit?
mengapa saya harus mencintai orang yang begitu banyak perbedaan dengan saya.
apakah saya salah?

tidak, Engkau yang salah.
mengapa Engkau menciptakan kami terlalu berbeda.

Tuhan, mengapa harus ada malaikat di sela sela kekosongan?
mengapa bukan dia saja yang mengobati hati saya?

sungguh Tuhan saya hanya butuh dia bukan si malaikat.

Tuhan, mengapa saya mulai tidak percaya?
sungguh, saya ingin dikuatkan.

Tuhan, jawab dengan jujur, bolehkah kami bersama?
sungguh Tuhan, saya akan menghujat Engkau jika ternyata Engkau harus memisahkan kami.

Tuhan, maafkan saya yang begitu rendahnya menulis kata kata di atas demi sebuah cinta.

dan Tuhan saya hanya ingin dia. hanya dia.
sulitkah Tuhan?

Tuhan, apakah kebersamaan kami hanya mimpi belaka?
kalau begitu saya tidak ingin terbangun.
sungguh Tuhan, saya ingin tidur terus.

Tuhan, saya habis.
Habis ditelan segala takdirMu.

Bolehkah menciptakan yang saya mau?
hanya ingin dia dan dia dan hanya dia dan selalu dia.
Bolehkah kami tidak begitu berbeda Tuhan?
jika tidak, sungguh Tuhan saya ingin menghilang saja.