<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8819057648421106009\x26blogName\x3djcristalia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jessicacristalia.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jessicacristalia.blogspot.com/\x26vt\x3d-2015905045026751471', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Josephine Benedicta Jessica Cristalia Budiarto
jcristalia@yahoo.com

"life is a climb, but the view was great"

number of visitors
(since November 7, 2008):




WISHES

live happily ever after
sarjana hukum universitas katolik parahyangan


TIME




Friday, May 21, 2010
MIRIS

waktu itu saya dengar dari guru saya Indonesia bukan lagi negara demokrasi.
tapi plutokrasi.

semakin dipikir semakin benar rasanya.

yang menang adalah mereka yang punya uang.
yang menang adalah mereka yang punya harta.
di mana keadilan?

bicara keadilan.
sepertinya lagu lama.
tapi? musiknya tak lama didendangkan.
musik murahan yang hanya lewat sedikit di kuping, menggelitik kemudian pergi.

ribuan anak kecil yang seharusnya jam 11 malam sudah tidur di ranjang hangat dengan selimut biru laut atau pink manis dan boneka atau robot-robotan lucu,
sekarang?
membawa botol aqua penuh beras. mengemis di jendela setiap mobil yang lewat.
di balik itu?
ada orang yang makan uang rakyat untuk duduk di kursi Tony Rhomas yang mewah dengan potongan daging ribs yang lezat.

setiap hasrat mengemis keadilan.
meminta kartu mereka dibawa ke kantor yang berwenang namun sang perwira berkata :
"mau damai ga?"

dan hanya tinggal kita yang bisa mengelus dada dan tertawa sinis.
bagaimana anak anak itu mau sekolah?
bagaimana orang yang kakinya buntung itu tidak semakin dirubung lalat karena busuk lukanya? bagaimana kolong jembatan bisa diubah jadi taman kota?
dan bagaimana.
atau di mana?
atau kenapa?

saya tahu hanya satu.
mereka.


jalang.