sepuluh hari.
saya mati rasa
mengais ngais mimpi indah masa lalu
hanya punya bayangan kamu
mencoba melepaskan
meneguhkan yang saya putuskan
NIHIL
tak sedetik pun
tak pernah
kamu yang selalu saya cari dalam diam
kamu yang masih ada di sini
sedetik
dua detik
tiga detik
kosong
menunggu dengan bodoh
atau memang saya yang bodoh?
apa saya yang salah?
apa saya yang tidak mampu bertahan?
tidak kah kamu juga lelah?
namun mengapa kita tak pernah berubah?
mungkin
ego
ingin lupakan
tapi masih
masih saja
masih kamu satu satunya
yang hadir di setiap mimpi saya